Hipertensi

Darah tinggi atau hipertensi berarti tekanan yang lebih tinggi dari normal di pembuluh darah arteri. Pembuluh darah arteri merupakan pembuluh darah yang membawa darah yang mengandung udara dan nutrisi dari jantung ke seluruh organ dan jaringan tubuh. Tekanan darah yang tinggi bukan berarti tingkat emosi yang tinggi, walaupun seseorang yang tidak dapat mengendalikan emosinya dengan baik mudah memiliki kecenderungan untuk mengalami hal ini.
Nilai dalam tekanan darah berupa : sistolik (angka pertama) memiliki arti tekanan jantung saat memompa darah keseluruh tubuh, diastolik (angka kedua) memiliki arti tekanan yang dialami pembuluh darah sesudah jantung memompa.
àContoh : 120  sistolik     dengan satuan milimeter air raksa (mmHg)
               diastolikà80    

Penyebab Hipertensi
Berdasarkan penyebab hipertensi, dapat diklasifikasikan sebagai :
1. Hipertensi primer
Hipertensi primer didefinisikan sebagai hipertensi yang tidak disebabkan oleh adanya gangguan organ lain seperti ginjal dan jantung. Hipertensi ini dapat disebabkan oleh kondisi lingkungan seperti faktor keturunan, pola hidup yang tidak seimbang, keramaian, stress, dan pekerjaan. Sikap yang dapat menyebabkan hipertensi seperti konsumsi tinggi lemak, garam,  aktivitas yang rendah, kebiasaan merokok,  konsumsi alkohol dan kafein. Sebagian besar hipertensi primer disebabkan oleh faktor stress.
2. Hipertensi sekunder
Hipertensi yang disebabkan oleh gangguan ginjal, endokrin, dan kekakuan dari aorta.

Kondisi stress dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, karena saat seseorang dalam kondisi stress akan terjadi pengeluaran beberapa hormon yang akan menyebabkan penyempitan dari pembuluh darah, dan     pengeluaran cairan lambung yang berlebihan, akibatnya seseorang akan mengalami mual, muntah, mudah kenyang, nyeri lambung yang berulang, dan nyeri kepala. Kondisi stress yang terus menerus dapat menyebabkan komplikasi hipertensi pula.
Pola hidup yang tidak seimbang, merupakan sikap hidup yang tidak tepat komposisi antara asupan makanan, olahraga dan istirahat, sehingga menimbulkan gejala awal seperti obesitas yang selanjutnya dapat menyebabkan gangguan lain seperti kencing manis, dan gangguan jantung.
Konsumsi garam berlebihan, dapat menimbulkan darah tinggi diakibatkan oleh peningkatan kekentalan dari darah, sehingga jantung membutuhkan tenaga yang lebih untuk mendorong darah sampai ke jaringan paling kecil.
Kebiasaan konsumsi alkohol, kafein, merokok dapat menyebabkan kekakuan dari pembuluh darah sehingga kemampuan elastisitas pada saat mengalami tekanan yang tinggi menjadi hilang.
 
Pembagian Hipertensi
Berdasarkan asosiasi hipertensi eropa 2003, diklasifikasikan hipertensi sebagai berikut :

Katagori     Tekanan sistolik (mmHg)    Tekanan diastolik (mmHg)
Optimal     < 120    <80
Normal     <130    <85
Hipertensi
Ringan    140-159    90-99
Sedang    160-180    100-110
Berat    ≥ 180    ≥ 110

Komplikasi Hipertensi

Kondisi hipertensi yang berkepanjangan menyebabkan gangguan pembuluh darah di seluruh organ tubuh manusia. Angka kematian yang tinggi pada penderita darah tinggi terutama disebabkan oleh gangguan jantung.
1. Organ Jantung
Kompensasi jantung terhadap kerja yang keras akibat hipertensi berupa penebalan  otot jantung kiri. Kondisi ini akan memperkecil rongga jantung untuk memompa, sehingga jantung akan semakin membutuhkan energi yang besar. Kondisi ini disertai dengan adanya gangguan pembuluh darah jantung sendiri (koroner) akan menimbulkan kekurangan oksigen dari otot jantung dan menyebabkan nyeri. Apabila kondisi dibiarkan terus menerus akan menyebabkan kegagalan jantung untuk memompa dan menimbulkan kematian.
2. Sistem Saraf
Gangguan dari sistem saraf terjadi pada sistem retina (mata bagian dalam) dan sistem saraf pusat (otak). Didalam retina terdapat pembuluh-pembuluh darah tipis yang akan melebar saat terjadi hipertensi, dan memungkinkan terjadi pecah pembuluh darah yang akan menyebabkan gangguan penglihatan.
3. Sistem Ginjal
Hipertensi yang berkepanjangan akan menyebabkan kerusakan dari pembuluh darah ginjal, sehingga fungsi ginjal sebagai pembuang zat-zat racun bagi tubuh tidak berfungsi dengan baik, akibatnya terjadi penumpukan zat yang berbahaya bagi tubuh yang dapat merusak organ tubuh lain terutama otak.

Indikasi pengobatan
Terapi mulai dilakukan pada tekanan sistolik >140 mmHg dan diastolik > 90 mmHg dengan tujuan optimal adalah 140/90 mmHg, karena dari hasil penelitian tidak ada perbedaan angka kematian pada pasien dengan tensi 140/90 mmHg atau lebih rendah lagi, patokan ini hanya dipergunakan tanpa adanya gangguan gula darah. Tujuan pengobatan darah tinggi pada pasien gula darah untuk mencapai tensi 130/85 mmHg, karena terdapat perbedaan harapan hidup antara tensi 154/87 mmHg dengan 144/82 mmHg pada pasien dengan gangguan gula darah (Diabetes Melitus).

Pengobatan
 Pengobatan dapat dilakukan dengan perubahan gaya hidup seperti mengurangi makanan berlemak (daging merah, minyak, jeroan), dan mengandung garam, meningkatkan aktivitas melalui olahraga yang teratur , menghidari rokok, alkohol dan mengurangi stress. Tetapi kondisi hipertensi harus tetap dalam pengawasan dokter sehingga pemilihan olahraga dan makanan akan lebih tepat.